Syair Ratu - Kelompok Taliban meledakkan sebuah bom truk dan menewaskan enam orang serta melukai 105 lainnya. Ledakan itu terjadi saat jam sibuk pagi hari di dekat kompleks Kementerian Pertahanan Afghanistan di Kabul pada Senin (1/7).
Dilansir dari Reuters, Selasa (2/7/2019), serangan itu terjadi ketika utusan perdamaian khusus AS Zalmay Khalilzad mengadakan perundingan damai putaran ketujuh dengan Taliban di Qatar. Perundingan itu bertujuan mengakhiri perang yang telah terjadi selama 18 tahun.
Setelah ledakan itu, lima pria bersenjata bergerak ke sebuah bangunan setengah jadi dan menembaki para petugas penyelamat. Kelima pria itu juga bentrok dengan pasukan keamanan selama tujuh jam sebelum mereka terbunuh. Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Targetnya adalah instalasi teknis Departemen Pertahanan," kata juru bicara Zabihullah Mujahid.
"Bentrokan berakhir dengan kematian kelima penyerang. Empat warga sipil dan dua polisi tewas," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Nasrat Rahimi. Dia juga mengatakan lebih dari 210 orang telah diselamatkan selama operasi.
Menteri Kesehatan Afganishtan menyebut ada sekitar 100 orang terluka dan telah dibawa ke rumah sakit. Menteri Pendidikan Afganishtan juga menyatakan ada 51 anak-anak yang berada dekat lokasi ledakan terluka akibat pecahan kaca.
Selain itu, Shamshad TV yang kantornya berada di dekat lokasi ledakan menyatakan salah seorang penjaga keamanannya tewas dan beberapa karyawannya terluka dalam ledakan itu. Ledakan yang terjadi membuat kepulan asap hitam yang membubung dan mengguncang bangunan.
Terdapat sejumlah bangunan militer dan pemerintahan, serta kantor milik Federasi Sepakbola Afghanistan di daerah yang menjadi lokasi ledakan. Juru bicara Shafi Shadap mengatakan Ketua Federasi Sepakbola Afanishtan Yosuf Kargar termasuk di antara beberapa staf yang terluka.
Presiden Afganishtan Ashraf Ghani pun menyebut serangan terhadap warga sipil sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
0 Komentar:
Post a Comment